Sunday, October 17, 2021

Memecahkan Masalah dengan Berpikir Kreatif

No comments     
categories: 

Memecahkan Masalah dengan Berpikir Kreatif. 5W1H (what, who, why, where, when, how) yang dicetuskan oleh Rudyard Kipling merupakan pertanyaan yang mengawali suatu permasalahan. Kita sadari bersama, tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah dalam hidupnya. Masalah kerap datang pada waktu yang tak terduga, baik itu masalah kecil ataupun besar, masalah ringan ataupun berat. Oleh karenanya kita harus siap untuk memecahkan masalah demi masalah yang datang pada kita. Namun tak heran jika banyak orang yang lari dari masalah itu sendiri. Padahal lari dari permasalahan bukanlah jalan yang seharusnya kita tempuh karena untuk merubah suatu keadaan kita harus mau dan mampu menghadapi permasalahan yang ada, bukan dengan lari menghindarinya. Maka dapat disimpulkan sebenarnya memecahkan masalah adalah tugas kodrati seluruh umat manusia. 

Berpikir ialah keahlian spesial yang dipunyai manusia serta tidak dipunyai mahluk yang lain. Dalam kehidupan manusia, berpikir seolah menjadi suatu proses yang natural tanpa direncanakan. Tetapi sebetulnya proses berpikir yang kita jalani tiap hari ialah suatu proses yang rumit serta mengaitkan banyak komponen, oleh karenanya kita harus mampu melihatnya dalam perspektif kreatifitas dalam rangka memecahkan masalah-masalah yang ada. Memang tidak mudah bagi seseorang untuk memecahkan masalah dengan berpikir kreatif. Terkadang tidak menutup kemungkinan bagi kita menemui jalan buntuk jika suatu permasalahan datang menghampiri kita. Namun sebagai manusia yang berakal kita harus mampu menghadapi dan memecahkan masalah demi masalah yang ada dengan berpikir kreatif.

Menghidupkan kreatifitas berpikir pada diri seseorang memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Kita harus berlatih sesering mungkin agar terbiasa memecahkan masalah dengan berpikir kreatif, mungkin dari hal-hal kecil yang menghampiri kita atau dengan permasalahan-permasalahan kecil yang ada di lingkungan kita. Dalam memastikan kreatifitas berpikir seorang dibutuhkan beberapa komponen atau variabel. Penentuan kriteria berpikir kreatif ini setidaknya menyangkut 3 ukuran yakni ukuran proses, orang ataupun individu, serta produk kreatif (Amabile, 1983). 

Memakai atau menggunakan proses kreatif selaku kriteria kreativitas pertama, hingga seluruh produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif, serta orangnya diucap selaku orang kreatif. Keberatan yang diajukan terhadap teori ini yakni, suatu yang dihasilkan dari proses berpikir kreatif tidak senantiasa dengan sendirinya bisa diucap sebagai produk kreatif. Kriteria ini tidak sering dipakai dalam riset (Supriadi, 1994: 13). Kriteria kedua yakni ukuran orang ataupun individu selaku kriteria kreativitas kerap kali kurang jelas rumusannya. Amabile (1983) berkata kalau penafsiran orang ataupun individu selaku kriteria kreativitas identik dengan yang dikemukakan Guilford (1950) disebut sebagai karakter kreatif. Karakter kreatif bagi Guilford meliputi ukuran kognitif (bakat) serta non-kognitif (atensi, perilaku, serta mutu inborn). Bagi teori ini, orang-orang kreatif mempunyai identitas karakter yang secara signifikan berbeda dengan orang-orang yang kurang kreatif. Karakteristik-karakteristik karakter ini jadi kriteria buat mengenali orang-orang kreatif. Orang-orang yang mempunyai identitas semacam yang dipunyai oleh orang-orang kreatif dengan sendirinya merupakan orang kreatif (Supriadi, 1994: 13).

Berpikir Kreatif

Kriteria ketiga merupakan produk kreatif, yang menunjuk kepada hasil perbuatan, kinerja, ataupun karya seorang dalam dalam wujud benda, ataupun gagasan. Kriteria ini ditatap selaku yang barrier eksplisit buat memastikan kreativitas seorang, sehingga diucap selaku” kriteria puncak” untuk kreativitas (Amabile, 1983). Dalam pembedahan penilaiannya, proses identifikasi kreativitas dicoba lewat analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh periset, ataupun periset pakar, serta lewat uji (Supriadi, 1994: 14). Dalam kehidupan manusia hasil/produk dari berpikir kreatif kerapkali menarik atensi khalayak sebab disebut sebagai suatu yang baru, inovatif, solutif serta bahkan terkadang konyol. Tetapi demikian, perihal ini mencerminkan dari serangkaian proses rumit yang pada kesimpulannya menciptakan suatu produk dari berfikir kreatif. Produk ini pada biasanya ialah suatu jawaban atas suatu kasus, ungkapan/ ekspresi seorang. Memang setiap manusia memiliki caranya sendiri-sendiri dalam memecahkan masalah secara kreatif.

Kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), kebaruan (novelty), dan elaborasi (elaboration) merupakan syarat mutlak komponen yang harus dipenuhi dalam rangka berpikir kreatif atau yang sering disebut sebagai berpikir divergen. Maka jika melihat komponen tersebut, hasil yang didapat dari berpikir kreatif ialah menemukan suatu inovasi atau hal baru sebagai produk dari berpikir kreatif. Faktor pemicu atau yang sering kita sebut sebagai stimulus agar kita mampu berpikir kreatif ialah adanya masalah. Masalah kita selesaikan dengan proses berpikir kreatif atau sering kita sebut sebagai problem solving

Memecahkan masalah dengan berpikir kreatif tentu memiliki beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Dapat kita awali dengan melihat beberapa kemungkinan solusi yang ada dan mengumpulkannya menjadi satu sehingga secara kolektif kita mendapatkan banyak solusi yang nantinya kita seleksi satu per satu. Selain itu kita juga harus mencari informasi sedalam dan sebanyak mungkin yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang kita hadapi sehingga lebih mempermudah kita kaitannya dengan bijak memilih beberapa solusi yang dikumpulkan sebelumnya. Kita pun harus yakin dan sungguh-sungguh dalam menyelesaikan suatu permasalahan, tidak setengah-setengah apalagi lari dari permasalahan. Pastinya dalam berpikir kreatif kaitannya dengan memecahkan permasalahan kita tidak boleh terpaku dengan solusi-solusi lama hal ini dikarenakan jelas tidak akan tercipta inovasibaru hasil dari berpikir kreatif. Masalah yang kompleks perlu kita sederhanakan menjadi satu permasalahan inti yang kiranya dapat diselesaikan dengan sebuah solusi baru dan inovatif hasil dari berpikir kreatif, maka dari itu kita harus mampu menyeleksi mana permasalahan yang perlu didahulukan untuk diselesaikan, mana yang bisa kita uraikan atau gabungkan dan dapat diselesaikan bersama. Demikian beberapa prinsip yang harus kita perhatikan dan kita miliki saat melakukan problem solving atau memecahkan masalah dengan berpikir kreatif. 

 









0 comments:

Post a Comment